Langsung ke konten utama

Touring Ke Tinggi Raja

Sabtu, 16 November 2013. Pada hari ini kami para mahasiswa yang sebagian besar dari Fakultas Ekonomi UMSU stambuk 2010 sampai 2013 melakukan perjalanan touring ke daerah wisata Tinggi Raja. Yang berada di Desa Tinggi Raja, Kecamatan Silau Kahean, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Ide untuk pergi kesana pun timbul karena kami khususnya kelas Manajemen M 2010 sudah selesai melakukan magang di perusahaan. Untuk melepas rasa penat selama magang yang berlangsung kurang lebih satu bulan setengah. Akhirnya kami memutuskan utuk pergi berwisata beramai-ramai. Kebetulan pada waktu itu daerah wisata Tinggi Raja lagi heboh-hebohnya. Yaudah tanpa pikir panjang, dan rasa penasaran akan tempat itu, akhirnya kami memutuskan untuk touring ke sana.

Kami berangkat dari Medan kurang lebih pukul 09:30 WIB. dengan titik kumpul berada di kosan teman kami, yaitu di jalan Mustafa, Gang Mandor. Pada saat itu seperti biasa, namanya juga Indonesia, jam nya jam karet, Hehe. Sebelumya kami sepakat untuk berangkat pada pukul 8, cuma yah begitulah, ada aja yang melambat. Dan akhirnya terpaksa harus menunggu yang lain. :D

Sepeda motor pun mulai memenuhi kosan dengan halaman yang kecil itu. Satu persatu peserta touring mulai berdatangan. Dan disambut dengan kalimat "Wooo, lama kali kau.." Hehehe, maklum lah,. :v. Setelah semua anggota sudah lengkap, kami langsung berangkat. Waktu itu teman sekelas yang berangkat yaitu, Roby, Basir, Syahril, Nanda, Andika, Boby, Mawardi, dan Reggy. Tapi sebelumnya kami berpose dulu sebelum berangkat, foto-foto dengan kamera digital milik Syahril, Canon PowershotA2300.

Pose sebelum berangkat di kosan (Gak semua ikut foto) :D

Pada waktu itu saya menggunakan sepeda motor ayah saya. Hehehe, (Minjam). Yaitu Si "Putih Beringas" a.k.a. New Scorpio Z. Bremm..breemm. 
Sebelum mulai jalan, sedikit saya geber-geber dulu mesinnya. Biar nampak semarak gitu, :D. Suara keras knalpot pun meraung di dalam gang kos ini. Hahahah. Dari kelas kami khususnya kelas M manajemen ada 9 orang yang berangkat. Dan dari kelas lain lebih dari 15an orang sedang menunggu di depan kampus untuk bergabung dan sama-sama bergerak touring.

Setelah kami meninggalkan kosan, kami bergerak menuju depan kampus UMSU untuk menunggu teman yang dari kelas lain untuk merapat. Suasana semakin semarak karna semua pada antusias dan bersemangat untuk pergi, tak sedikit yang agak menggeber mesin sepeda motornya. Dengan alasan biar semakin rame. (Haduuuh, lama-lama udah kayak geng motor aja lah) :D


Suasana saat menunggu teman yang lain untuk bergabung di depan kampus
Setelah semua anggota sudah lengkap kami pun bergerak langsung. Kami melalui pusat kota Medan. Karna jalur ini dianggap yang paling mudah untuk keluar dari kota menuju jalan S.M. Raja. Dan setiba mendapat SPBU dijalan S.M. Raja, kami pun segera mengisi bahan bakar.

Setengah jam lebih telah berlalu. Kami baru sampai di daerah Tanjung Morawa. Dan setelah itu barulah kami sampai di simpang 4 daerah Lubuk Pakam. Pada simpang ini kami berbelok ke kanan. Karena jalan menuju ke Tinggi Raja adalah melalui Galang. Saat telah memasuki simpang Galang, sebagian dari anggota touring mulai terpisah. Entah gara-gara apa. Mungkin karna kurang koordinasi kali yaa?? :D

Ada yang berkendara lambat, dan ada yang cepat, itulah rupanya masalahnya. Namun kami tak terlalu menghiraukannya. Pada perjalanan itu saya berada di posisi terdepan dari rombongan touring. Karna mereka menilai saya yang paling tau jalan ke sana. Padahal enggak juga. Hahaha,, Sedikit di bantu dengan menanya di jalan tentunya.

Dengan kecepatan standart dan dengan hati-hati saya perhatikan para rombongan melalui kaca spion saya, ilmu standart touring yang pernah saya dapatkan sewaktu menjadi anggota Club Motor pun saya terapkan kali ini. Ketika ada lubang atau bagian jalan yang kurang baik, harus menurunkan kaki dan menunjukan kaki ke arah kondisi jalan yang kurang baik itu, baik ke kiri maupun ke kanan. Agar penegendara yang ada di belakang mengetahui adanya kondisi jalan yang kurang baik, hal ini dilakukan agar meminimalkan kecelakan saat berkendara. Dan ketika akan berbelok, menggunakan tangan untuk dilambaikan kemana arah yang akan di tuju, minimal 50 meter sebelum belokan harus sudah diberi tahu.

Saat mulai memasuki daerah Galang, jalan sedikit lebih kecil dari jalan lintas Medan Tebing-Tinggi. Lebih banyak pemandangan persawahan di sini. Dan udaranya pun sejuk karna banyak pepohonan di pinggir jalan. Kemudian kami menjumpai sebuah pemandangan sawah di pinggir jalan yang menawan menurut kami. Dan salah satu dari teman kami menggagas untuk berhenti untuk berfoto. Dan akhirnya kami pun berhenti sejenak untuk berfoto sembari menunggu teman yang lain ketinggalan jauh di belakang.


Berpose di pinggir jalan dengan view sawah


Dari kiri ke kanan, Reggy, Basir, Roby, Syahril, dan Saya :D
Berpose versi "Keren"

Itulah grup rider-rider "kencang" yang membuat formasi jadi pecah. Ckckck.
Tak lama setelah beberapa menit, salah satu teman kami mendapat kabar melalui BBM bahwa teman kami mengalami kecelakaan di belakang. Setelah mendapat kabar itu, kami pun regu terdepan langsung bergegas balik ke lokasi mereka kecelakaan. Kurang lebih 3km kebelakang dari posisi kami di depan. Setelah kami menjumpai mereka, Alhamdulillah mereka tidak apa-apa. Cuma lecet-lecet sedikit. Selidik punya selidik, ternyata mereka "Bobi dan Andika", cuma terperosok ke dalam parit kering dengan kondisi tanah sedikit lembek. Dan juga ada beberapa rerumputan di sekitar mereka jatuh. Saat kami tanya, kenapa kalian bisa jatuh? Bobi menjawab, Si andika nengok cewek, jadi gak konsen dia. "Tungkas Bobi". si Andika pun membenarkan pernyataan si Bobi sambil tersenyum. Pada saat itu rider nya Andika. Dan Bobi Boncengers. Kondisi sepeda motor tidak apa-apa, cuma posisi stang sedikit bengkok, dan kaca spion pecah.

Setelah itu kami membantu mereka dengan sedikit memperbaiki sepeda motornya. Namun ada kabar mengejutkan lagi. Salah satu teman kami, "Ricky", dia di telepon untuk pulang kerumah oleh orang tuanya karna ada kejadian mendesak di keluarganya. Saat itu dia di bonceng oleh si Rudy. Dan saat itu mereka Ricky dan Rudy bergerak pulang dengan wajah sedikit masam. Padahal udah hampir separuh jalan. Mereka malah pulang gara-gara si Ricky. si Rudy pun terpaksa pulang juga lantaran dia yang membonceng si Ricky.

Namun kami tetap melanjutkan perjalanan. Sesampai nya di daerah Galang, kami kembali bertanya kepada orang sekitar untuk menunjukan jalan ke Tinggi Raja. Setelah itu kami lanjut lagi. Jalanan di daerah sini sudah mulai berkelok-kelok dan juga mulai banyak dijumpai perkebunan rambung. Bahkan jurang di pinggir jalan pun juga banyak. Disini, seluruh anggota sudah merapat semua. Jadi kami membentuk 2 barisan sepeda motor dengan jarak aman yang disarankan. Saat itu saya pun sebagai koordinator touring (hehehe, Soalnya saya yang paling depan dari rombongan), selalu memperhatikan para anggota dari kaca spion. Setiap ada tikungan tajam saya memberikan "kode". Dan rider di belakangnya akan meneruskannya sampai rider paling belakang. Sekali-kali saya lihat langsung barisan sepeda motor kami. Dengan menorehkan kepala saya ke belakang. Sangat begitu indah sekali melihat barisan ini. Teratur dan keren. Dan jika pada saat tikungan dan menurun, saya oper gigi Scorpio saya ke gigi rendah, antara gigi 2 dan 3. Yang bertujuan untuk memberikan efek engine brake pada saat turunan.

Dengan penuh perhitungan cara menikung, dan pengalaman saya dalam berkendara sepeda motor, (hehehe, Macem betul aja) saya pun tidak ragu untuk sekali-kali melihat kebelakang pada saat tikungan sekaligus turunan. Karena saya sangat tergiur dengan formasi indah rombongan touring di belakang saat menikung. Tampak rapi, teratur, dan selaras. Tak sedikit dari para anggota touring memiringkan sepeda motor bahkan badan mereka layaknya seorang pembalap MotoGp dalam melahap tikungan. Ciee ilaaa,. Awas bro, keep safety riding,. :D .Keren-keren, Mantap lah Pokoknya.

Namun saya tetap dalam kondisi standar dalam menikung. Tak terlalu miring-miring kali, takut "ngepot" bannya. Hehehe, Lagian bobot motor yang saya kendarai cukup berat. Dan riding posistion dengan bagian depan yang meninggi. Jadi kurang nyaman untuk menikung miring-miring. Scorpio Gituu Loohh. :D

Basir dan Roby dalam rombongan touring

Barisan rombongan yang mulai berserak, tapi masih teratur.

Setelah beberapa jam melintasi daerah Galang, kami mulai mendekati simpang Kerapuh. Kebun Silau Dunia PT. PN 3. Dari sini kami masuk belok ke kanan. Jalan kedalam simpang ini mulai berubah. Yang mula nya aspal, di sini tanah berpasir dan berbatu. Abu dan suasana panas mulai membuat kami tidak nyaman dengan kondisi jalan seperti ini, akhirnya saya dan dengan Scorpio, dan Nanda dengan mengendarai X-ride nya mencoba suapaya menaikkan sedikit kecepatan. Namun rider-rider yang lain malah semakin jauh tertinggal, hal ini karena sepeda motor mereka sebagian tidak nyaman untuk dikendarai jalan yang lumayan rusak.

Perjalanan mulai terasa tidak enak rasanya. Karena sepanjang jalan ini rusak semua dan tidak ada yang bagus. Namun sering juga kami berhenti untuk sekedar beristirahat dan berfoto-foto.

Jalanan mulai sepi, dan memasuki daerah hutan.

Berpose di tengah jalan sambil menunggu grup lain

Jalanan pun semakin membuat kami suntuk. Awalnya parah, kini semakin hancur. Mulai banyak tanjakan, turunan, bebatuan besar, bahkan ada peceran. Mulai memasuki daerah hutan, kami pun menjumpai seekor babi hutan di pinggir jalan. Kami pun sempat kaget karena babi hutan itu cukup besar. Selain "gilo" kami pun menjaga jarak dengan binatang itu. Dan ejekan kepada bintang itu pun kami lontarkan. Haduuhh,, bikin kaget soalnya... Hehehe.. :D

Foto dengan Nanda di tepi jurang

Setelah berhenti sejenak, kami lanjut jalan lagi. Namun ada saja dari teman-teman yang mengeluh. Baik itu sepeda motornya yang gak sanggup menanjak, bensin yang sudah mau habis, dan lain-lain.

Kami pun berkendara dengan kecepatan rendah agar lebih safety. Semakin lama jalanan lebih banyak menanjaknya dan penuh bebatuan. Bahkan sepeda motor yang saya kendarai sampai "banting klep". Alias hampir gak tarik menanjak. wahwah,. Parah bener ni jalan. Sudah menanjak, ditambah rusak tak menentu, banyak bebatuan besar-besar pula. Ckckckck. ampun dahh, :v

Foto dengan teman-teman di pinggir sungai dekat jalan

Di jalan dekat pinggir sungai
Setelah kurang lebih hampir 4 jam perjalanan, akhirnya kami sampai di lokasi wisata air panas Tinggi Raja. biaya retribusi di lokasi ini gratis. Kita cuma dipungut biaya Rp.5000 untuk parkir sepeda motor. Dan keamanannya pun terjamin. Karena ada para petugas parkir yang berjaga-jaga. Jadi gak sangsi untuk meninggalkan helm di motor.

Sehabis memarkirkan kendaraan, kami harus berjalan kaki beberapa meter untuk sampai di kawah putih dengan menyusuri sedikit daerah hutan.

Berjalan beberapa meter ke dalam hutan
Sambil foto, sambil berjalan.

Setelah berjalan kaki melintasi hutan dalam beberapa meter, kami mulai melihat sungai di bawah lembah kecil. Dan untuk menuju kesana pun harus menuruni beberapa anak tangga yang terbuat dari tanah di keruk dan dibentuk sedemikian rupa sehingga membentuk tangga.

Foto di tangga menuju ke bawah lembah kecil
Tak jauh dari tangga, terdapat sebuah sumber air panas yang membentuk bukit kapur. Air yang keluar dari sumber ini pun terbilang cukup panas. Dan kepulan asap dari air ini juga banyak. Apabila kita mencoba memijakkan kaki pada batu kapur yang dialiri air ini dengan menggunakan sepatu berbahan kain, maka niscaya kaki kita akan kepanasan. Hehehe, apalagi langsung tanpa sepatu, bisa-bisa melepuh tu kaki. :D


Foto di dekat aliran sumber air panas
Disamping sumber air panas tersebut, atau biasa disebut kawah putih, dibawahnya ada sebuah sungai yang cukup jernih airnya. Untuk menuju sungai harus menuruni beberapa anak tangga yang curam. namun kami pada saat itu kurang tertarik untuk ke sungai itu. karena kami semua pada penasaran ingin melihat kawah yang airnya biru. Penasaran dengan dimana lokasi kawah biru itu, kami pun makan terlebih dahulu di daerah dekat sumber air panas. Didekat situ ada beberapa warung yang menjual minuman dan makanan kecil. Namun sebelumnya kami sudah membeli nasi bungkus waktu di jalan tadi. Jadi pada saat disini kami tinggal membeli air minum saja. Kebetulan di warung itu ada menjual kopi "Luwak White Koffie", hehehe, kopi kesukaan saya. Dan saya pun memesannya dalam keadaan panas. Yang memesan kopi luwak pada waktu itu, saya, Roby, dan Basir. Sruuupuutt.. Mantaapp.. :D

Sesudah makan kami langsung beranjak untuk melihat kawah biru. Sebelumnya kami bertanya kepada penjual yang ada diwarung tempat kami menumpang makan untuk mengetahui dimana jalan untuk menuju kesana. Kami pun menaiki tangga menuju jalan meninggalkan lokasi kawah putih. Kemudian ada sebuah jalan kecil persimpangan dan ada petunjuknya untuk menuju ke kawah biru. Pada saat pertama tadi sebelumnya kami tidak melihat petunjuk itu. Yaa asal jalan aja hehehe.

Setelah mendaki, kelelahan, istirahat sejenak.

Untuk menuju kawah biru, kami harus berjalan kaki melewati bukit-bukit kapur yang luas. \Warnanya putih dan sedikit keras seperti batu. Nampak gersang dan panas. Namun kami tetap berjalan sambil berfoto ria.


Bergaya di perbukitan kapur
Di puncak tertinggi bukit kapur
Di tepi jurang dekat bukit kapur

Sehabis melewati area bukit kapur, akhirnya kami menjumpai daerah pepohonan. Dan ternyata dibalik daerah pepohonan itulah kawah biru berada. Jalannya pun ada yang mendaki juga. Namun tidak terlalu tinggi dan curam.

Sebuah pendakian kecil sebelum mendapat kawah biru
Akhirnya kami sampai juga di tempat yang buat kami penasaran dan ditunggu-tunggu. Yaitu kawah biru. Disini banyak para pendatang yang terkonsentrasi di daerah ini untuk berfoto-foto. Pertama kali kami melihat kawah biru ini perasaan sangat senang sekaligus takjub. Subhanallah. Ternyata ada tempat seperti ini di Sumatera Utara. Hehehehe. :v

Suasana keramaian di kawah biru

Selagi kosong, langsung isi posisi untuk berfoto.
Dari kiri ke kanan, Syahril, Saya, Boby dan Reggy.

Bersama Andika dan Reggy.
Keren kan foto-foto kami? Hehehe.
Suasana disini sangat ramai ebih banyak para pengunjung betah di kawah biru ini. Dan akhirnya jam telah menunjukan hampir pukul 4 sore. Dan kami memutuskan untuk segera meninggalkan lokasi wisata ini. lagian pada waktu itu sudah mulai ada gerimis melanda, namun belum hujan. Setelah kami bersiap dengan sepeda motor kami, akhirnya kami dan beserta para rombongan touring yang lain meninggalkan lokasi pada pukul 4 sore.

Gerimis semakin deras, namun tidak terlalu seperti hujan lebat, dan kami pun tetap melanjutkan perjalanan pulang dengan hati-hati. Jalan pulang ternyata parah juga, karena kami keluar dari jalan lain, yaitu keluar melalui Bangun Purba. Jalanannya banyak berbatu dan penuh lumpur, kali ini turunan lebih banyak daripada tanjakan. Karena kondisi jalan yang seperti itu, para rombongan pun banyak yang terpisah, baik itu ada yang duluan, ditengah-tengah, bahkan ada yang masih di belakang ketinggalan. Hal itu karena faktor sepeda motor yang kami gunakan juga bervariasi, dari mulai motor matic dan sport, semua memiliki kelebihan masing-masing pada kondisi jalan tertentu.

Setelah kami sampai di daerah Lubuk Pakam, kami mulai bergabung kembali semuanya. dan kami pun kembali melanjutkan perjalanan sampai ke Medan. Dan mulai memasuki kota Medan, para rombongan mulai kembali terpisah, hal ini dikarenakan kondisi jalan ramai akan kendaraan yang keluar masuk kota Medan. Akhirnya setelah kami memasuki flyover amplas, kami berhenti di tepi/pinggir jalan flyover Amplas untuk menunggu teman yang lain yang tertinggal. (Kalau saya sih selalu di barisan terdepan, Hehehehe :D)

Foto di Flyover Amplas
Setelah semua kembali berjumpa di flyover, kami lanjut lagi, dan disini kami memutuskan untuk mencari tempat makan, karena perut kami mulai kelaparan. Kami memberitahu kepada rombongan yang lain bahwa kami (Regu kelas saya) ingin mencari tempat makan dulu, dan yang lain (Regu kelas lain) memutuskan untuk pulang langsung kerumah. Suara klakson dan teriakan "Oke" pun kami sampaikan untuk bubar masing-masing ketujuannya pada saat dijalan. Akhirnya kami pun makan di warung pinggir jalan, yaitu warung Sea Food, yang ada di jalan SM. Raja, dan kami memesan makanan disitu. Setelah makan, kami pulang kerumah masing-masing. (Kalau saya sih pulang ke kosan saya, Hehehee. Anak kos gitu looh).

Itulah akhir dari cerita panjang saya saat pergi ke Tinggi Raja, semoga dapat bermanfaat bagi yang membacanya dan juga semoga dapat menginspirasi yang membacanya. 

Semoga yang membaca mendapat banyak rezeki, diberi kesehatan selalu, dan kebaikan oleh Allah SWT.
Aamiin..

Sekian dari saya. Thanks.. :D

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Touring Ke Sitongging, Air Terjun Sipiso-Piso

21 Mei 2011, Hari minggu. Pada hari ini saya dan teman-teman saya, Dede, Mawardi, dan Adi pergi untuk touring dengan sepeda motor ke Sitongging, Air Terjun Sipiso-Piso. Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Air terjun ini berada di ketinggian kurang lebih 800 meter dari permukaan laut (dpl) dan memiliki ketinggian sekitar 360 kaki. Awalnya pada hari-hari sebelumnya kami belum bisa menentukan destinasi tujuan kami, dan pada akhirnya secara dadakan tiba-tiba kami memutuskan untuk pergi ke Sitongging. Tanpa ada persiapan khusus, yang kami bawa hanya sepeda motor beserta kelengkapan, semisal surat-surat dan kunci-kunci standar kelengkapan sepeda motor, dan juga sejumlah uang dari masing-masing kami. Kami berangkat pada pukul 08:00 WIB. Waktu itu titik kumpulnya berada di kosan teman kami, Dede. yang berada tepat di pintu belakang kampus UMSU. Tanpa pikir panjang kami pun langsung capcuuss....... Setiba kami dijalan Djamin Gintitng, tepatnya s

Cerita Kuliah Di Malam Hari

Kamis, 26 Septmeber 2013. Adalah jadwal kami kuliah malam pada pukul 07:00 dengan mata kuliah ekonomi manajerial. Pada saat itu adalah untuk pertama kalinya kami untuk masuk perkuliahan ekonomi manajerial perdana. Namun, waktu itu jadwal perkuliahan malam dikampus khususnya fakultas ekonomi, masih sangat berantakan. Belum jelas masuk dikelas mana dan siapa dosen yang mengajar. Untuk mata kuliah ekonomi manajerial sendiri, dijadwal tertulis masuk pada hari kamis, pukul 07:00. namun ketika saya dan teman teman sampai dikampus, ada sebuah kabar yang cukup membuat bingung kami, yaitu. kelas yang kami seharusnya masuk, ternyata sudah penuh. jadi kami disuruh untuk gabung ke kelas lain dengan mata kuliah yang sama. Sementara itu, kami pun tidak tahu mana kelas yang kami mau masuk, dosennya saja cuma satu. kebetulan di daftar jadwal dosen yang seharusnya kami masuk cuma satu orang dosen. Akhirnya ada sebuah kabar dari teman-teman bahwa nanti disuruh ngumpul untuk membahas ini deng

Jalan-jalan ke Bandara Internasional Kualanamu

Bandar Udara Internasional Kualanamu adalah sebuah bandar udara internasional yang melayani kota Medan dan sekitarnya. Bandara ini terletak 39 km dari kota Medan. Bandara ini adalah bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta. Pada tanggal 6 Januari 2014, saya hendak pergi ke kampus untuk bimbingan mengenai laporan magang saya. Saat itu saya sangat antusias menunggu dosen pembimbing laporan magang saya. Namun setelah sedikit lama saya menunggu dan hampir tidak sabar, akhirnya saya memberanikan diri untuk menelepon dosen saya. Padahal pada waktu sebelumnya saya sudah janjian dengan dosen saya, jadi saya pikir tidak perlu saya telepon lagi. Namun saya pada saat itu sudah merasa tidak enak, alias gelisah, karena dosen yang saya tunggu tak kunjung datang juga. Dan akhirnya saya pun menelepon dosen saya. Kemudian saya mendapatkan informasi yang pada kesimpulannya dosen saya pada saat itu tidak bisa datang ke kampus karena hal yang mendesak.